Hacker Terhebat Di Indonesia
1. Dani Firmansyah A.K.A Xnuxer
Xnuxer(di dunia maya), nama panggilan Dani Firmansyah di
dunia bawah tanah, di tangkap Satuan Cyber Crime Direktorat Reserse Khusus
Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 24 April 2004 sekitar pukul 17:20 di
Jakarta.
Jumat 16 April, Xnuxer mencoba melakukan tes sistem
sekuriti kpu.go.id melalui XSS (cross site scripting) dari IP 202.158.10.117,
namun dilayar keluar message risk dengan level low (website KPU belum tembus
atau rusak).
Sabtu 17 April 2004 pukul 03.12,42, Xnuxer mencoba
lagi melakukan penetrasi ke server tnp.kpu.go.id dengan cara SQL Injection dan
berhasil menembus IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, serta berhasil meng-up date
daftar nama partai pada pukul 11.23,16 sampai pukul 11.34,27. Teknik yang
dipakai Xnuxer dalam meng-hack yakni melalui teknik spoofing (penyesatan).
Xnuxer melakukan serangan dari IP 202.158.10.117, kemudian membuka IP Proxy
Anonymous Thailand 208.147.1.1 sebelum msuk ke IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134,
dan berhasil membuka tampilan nama 24 partai politik peserta pemilu.
Beruntung Xnuxer meng-hack situs KPU hanya karena
ingin mengetes keamanan sistem keamanan server tnp.kpu.go.id, tanpa ada muatan
politik. Di tambah, sifat Xnuxer yang sangat cooperatif, akhirnya Xnuxer hanya
di bui beberapa bulan saja.
2. Onno W. Purbo A.K.A Kang Onno
Onno Widodo Purbo (lahir di Bandung 17 Agustus 1962; umur
45 tahun) adalah seorang tokoh (yang kemudian lebih dikenal sebagai pakar di
bidang) teknologi informasi asal Indonesia. Ia memulai pendidikan akademis di
ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981. Enam tahun kemudian ia lulus
dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan
beasiswa dari PAU-ME.
RT/RW-Net adalah salah satu dari sekian banyak
gagasan yang dilontarkan. Ia juga aktif menulis dalam bidang teknologi
informasi media, seminar, konferensi nasional maupun internasional. Percaya
filosofy copyleft, banyak tulisannya dipublikasi secara gratis di internet.
Pejuang kemerdekaan frekuensi 2.4 GHz, VOIP-Rakyat, dan Antena Wifi dari
kaleng.
3. I Made Wiryana A.K.A Pak Made
Cyber Paspampres nih, konon website dan server President
SBY beliau yang pegang untuk maintenance dan keamanannya… (pernah digempur ampe
DDos, namun dalam waktu hitungan detik back-up server –ga tau dah back-up yang
nomor berapa– langsung up).
Beliau juga pelopor perkembangan linux di indonesia
bersama pak Rusmanto (redaktur Info Linux). menyelesaikan pendidikan di dua
institusi pendidikan yaitu S1-Fisika Universitas Indonesia pada tahun 1991 dan
S1-manajemen Informatika STIMIK Gunadarma tahun 1992 dan melanjutkan Magister
di eidith cowan university Australia dan sejak tahun 2004 sampai sekarang
sedang menyelesaikan program Doktoral di RVS Bielfield Jerman. Dan sekarang
berdomisili di Jerman. Status pekerjaannya adalah Dosen Tetap universitas
Gunadarma.
Description: 3 Hacker Terhebat Di Indonesia Rating: 4.5
Reviewer: munsy afandi - ItemReviewed: 3 Hacker Terhebat Di Indonesia
4. Iwan Dharmawan (chikebum)
nah yng satu ini head admin server tetangga ternyata
dulunya seorang hacker. Sekolahnya terhenti di kelas dua SMP. Setidaknya
begitulah pengakuan pemuda asal Jakarta ini. Namun, "prestasi" salah
satu pentolan kelompok Antihackerlink ini cukup mengagumkan. Ia pernah membobol
aneka server dengan domain .au, .id, .kr, .tw, .edu, dan .com. Selain Toserba
Matahari, Perusahaan Listrik Negara pernah menjadi torbannya. Sebelum beraksi,
ia mengirim peringatan kepada pengelola situs yang ia bidik.
agar menambal lubang kelemahan sebelum dibobol orang.
"Bila peringatan ini diabaikan, ya sudah, saya bobol sendiri untuk
pelajaran," tulis chikebum, yang dilengkapi emoticon J alias senyum lebar,
dalam wawancara via e-mail dengan TEMPO.
Iwan mengenal komputer pada usia 15 tahun setelah putus
sekolah. Kegandrungan pertamanya adalah merancang situs dengan menggunakan Java
Script atau DHTML (dynamic hypertext mark-up language)?jenis-jenis bahasa
pemrograman. Urusan bobol-membobol situs pun ia kenal melalui internet.
Awalnya, Iwan mengaku penasaran terhadap cara kerja surat elektronik. Setelah
Iwan "berbelanja" di pelbagai kanal, akhirnya ada yang menganjurkan
agar ia belajar jaringan komputer yang menggunakan sistem operasi Unix dan
Linux, yang amat menggelitik rasa ingin tahunya. Dan ia mulai
mengutak-atik sistem keamanan situs orang lain.
Remaja yang kerap nongkrong di Kafe Jalan-Jalan di
Kuningan, Jakarta Selatan, ini
mengaku sering merasa sebal terhadap pembobol yang asal
tembak. Iwan mencontohkan, ada hacker yang gemar mengutak-atik halaman depan
satu situs (melakukan deface) tapi tak bisa mengembalikannya seperti semula.
5. Wenas Agusetiawan (hC- atau hantucrew)
Setahun lalu, Singapura digegerkan aksi pemuda asal
Malang ini. Wenas?saat itu
berusia 16 tahun?ditangkap aparat yang berhasil mengendus
jejaknya seusai ia membobol situs Data Storage Institute, Singapura. Selama
persidangan, beberapa teman Wenas yang tergabung dalam Antihackerlink membobol
tiga situs dengan domain .sg atau Singapura sebagai tanda protes. Wenas
sendiri, karena masih remaja, akhirnya tak dikenai hukuman badan, tapi ia harus
membayar denda senilai Rp 75 juta. "Wah, itu kenangan terburuk yang sudah
saya lupakan," Wenas menulis dalam e-mail kepada TEMPO.
Musibah di Singapura itu membuatnya betul-betul
"tobat". Padahal, anak bungsu dari dua bersaudara ini tadinya
tergolong amat badung dalam aksi-aksi pembobolan. Pelbagai
situs, baik di dalam maupun di luar negeri, enteng saja
ia jebol. Wenas punya kebiasaan unik dalam beraksi: saban kali menjebol situs
lokal, ia selalu menyerukan pembubaran Hackerlink pimpinan Edy Liu?salah
seorang hacker yang membuat Wenas kesal. Alasannya, Hackerlink dianggapnya
melakukan kegiatan komersial, yakni berjualan Linux di situs mereka.
Wenas yang punya hobi main catur ini belajar komputer
sejak berumur 12 tahun. Dasar berbakat, jurus-jurus pembobolan bisa ia kuasai
dalam waktu dua tahun. Sebelum mendirikan Antihackerlink, Wenas pernah menjadi
anggota Hackerlink dan Kecoak Elektronik. Saat ini, Wenas sudah meninggalkan
Antihackerlink. "Waktu itu saya masih kecil dan nakal,
bisanya cuma merusak jaringan, he-he-he?," Wenas
menjelaskan.
Kini, pemuda yang sedang bersiap-siap kuliah di
Vancouver, Kanada, ini mengaku aktif di lembaga riset yang tergolong organisasi
white hat, organisasi yang bekerja untuk memajukan pengetahuan tentang keamanan
jaringan. "Doakan saya supaya bisa membantu Indonesia yang sedang
kacau," remaja ini menulis dalam surat elektroniknya kepada TEMPO.
6. Rummy Taulu (cyberbug atau cbug)
Bila ada pembobol yang bisa digolongkan sebagai aktivis,
Rummy Taulu adalah salah satunya. Senior di Kecoak Elektronik?kelompok pembobol
situs?ini acap melakukan aksi pembobolan bernuansa politis bersama
rekan-rekannya selama rezim Soeharto masih berkuasa. Situs Markas Besar
Kepolisian RI, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Golkar mereka acak-acak. Di
tampilan situs yang telah porak-poranda, mereka mencantumkan sejumlah tuntutan,
antara lain penurunan harga, pelepasan tahanan politik, dan penggantian
presiden. Kegiatan Kecoak turut redup setelah Soeharto turun. Dari mana
Rummy menimba ilmu membobol?
Lelaki berusia 36 tahun ini belajar
komputer secara otodidak. Pada 1988, ia mulai mengajar
aplikasi komputer di sebuah lembaga kursus di Manado. Karena ingin lebih banyak
mempelajari sistem operasi Linux, ia bergabung dengan kelompok Kecoak. Saat
ini, pekerjaan utama Rummy adalah menjadi pegawai Warung Internet Nikita di
Manado. Tadinya gemar membobol, Rummy kini aktif melakukan hal yang sebaliknya:
menangkal serbuan pembobol. Alhasil, ayah
satu anak yang mengidolakan Linus Torvalds?penemu
Linux?ini kini sering disewa perusahaan dalam ataupun luar negeri untuk
mengamankan jaringan komputer mereka. Rummy, yang kini mengajar di Universitas
De La Salle Manado, juga aktif sebagai konsultan. Ia menjadi pengasuh
konsultasi seputar keamanan server di media online detik..com.